Monday, August 24, 2009

Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Anak

Oleh: Ummu Fatimatuzzahra

Adalah sebuah kebahagiaan bagi kita manakala melihat anak-anak kita tumbuh dan berkembang dengan baik, berakhlak karimah, bisa bersosialisasi dengan lingkungan, lebih-lebih bisa meraih prestasi yang membanggakan. Memang, ini bukan pekerjaan mudah. Namun, dengan kesungguhan, kesabaran, ketelatenan, terus mencari ilmunya, serta senantiasa berdo’a kepada Allah, insya Allah akan diberi petunjuk oleh-Nya.
Berikut ini cara mendidik dan menumbuhkan rasa PD pada anak, semoga bisa menjadi masukan yang bermanfaat bagi para pembaca:

1. Menanamkan nilai-nilai aqidah pada anak sehingga mereka mengerti bahwa:

  • Allah adalah Rabb-nya.
  • Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak disembah.
  • Allah adalah Dzat yang menciptakan segala sesuatu.
  • Allah Maha Mengetahui apa pun yang kita lakukan.
  • Allah adalah Dzat yang memerintah dan melarang.
  • Allah adalah Dzat yang memberi rezeki semua makhluk-Nya.

2. Menanamkan nilai-nilai akhlak/perilaku terpuji dengan:

  • Meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, para sahabatnya, dan orang-orang sholih melalui cerita atau buku-buku bacaan.
  • Menceritakan kisah orang-orang “besar/sukses” dengan kita pahamkan sisi positif dan negatifnya.
  • Menanamkan nilai kejujuran dalam keseharian anak.
  • Memberi pemahaman tentang barang milik sendiri dan milik orang lain.

3. Memberikan rasa aman dan nyaman pada anak dengan:

  • Tidak sering memarahi anak, apalagi di depan orang lain atau temannya. Dengan dialog yang baik, kita akan mengetahui apa yang diinginkan anak sehingga bisa mengarahkannya.
  • Tidak menceritakan aibnya kepada teman-teman kita atau temannya.
  • Tidak menakut-nakutinya.
  • Ketika melarang anak berbuat sesuat, kita jelaskan padanya manfaat dan bahayanya untuk keselamatan dirinya, dan pertimbangan syari’at tentunya.
  • Jangan gunakan kata-kata ”nakal” atau ”bodoh” atau menggarisbawahi kesalahan-kesalahannya. Kata-kata itu bisa diganti dengan “pintarnya sedikit, seperti itu tidak baik, kamu harus berusaha, kamu harus bisa, tidak ada anak yang tidak bisa kalau mau belajar, hal itu untuk kebaikanmu sendiri”, dan lain-lain. Banyak anak yang bermasalah, tidak PD, minder, atau takut orang tua karena tidak memperhatikan hal-hal tersebut di atas.
  • Berikan pujian atau hadiah saat anak berbuat kebaikan atau berprestasi.
  • Ungkapkan kasih sayang dengan membelai, memeluk, atau menciumnya. Juga ucapkan kata ”sayang” padanya dengan lisan, bukan hanya diungkapkan dalam hati semata.

 4. Memberi kesempatan anak untuk bersosialisasi dengan cara:

  • Memilihkan teman yang baik akhlaknya untuk anak kita, lalu membiarkannya bermain dengan mereka selagi permainannya tidak berbahaya.
  • Terkadang, ajaklah anak pada acara berkumpulnya orang dewasa.
  • Jika anak akan pergi ke rumah saudara atau temannya, berilah pesan agar:
    - Selalu berbuat baik selama berada di rumah saudara atau temannya.
    - Tidak meminta sesuatu kecuali jika diberi.
    - Jika terpaksa ingin sesuatu, maka harus izin dulu karena itu bukan punya kita.
  • Bila memungkinkan, beri kesempatan anak untuk menguji kemampuannya dengan membuat halaqoh di rumah bersama keluarga, misalnya. Hal ini untuk mengekspresikan kemampuannya, seperti hafalan do’a harian, hadits, surat pendek, asma’ul husna, dan sebagainya.
  • Bimbingan dan pujian anggota keluarga sangat berarti dan berkesan buat dirinya dana akan menumbuhkan rasa percaya dirinya. Namun demikian, agar anak tidak merasa sombong, kita harus pahamkan bahwa kemampuan dan prestasinya adalah karunia dari Alloh setelah dia berusaha.

Begitulah, mendidik dan belajar adalah sebuah proses dan butuh waktu yang panjang, tak akan berakhir hingga maut menjemput.

Dikutip dari Majalah al-Mawaddah Vol. 21 : Edisi Ke-11 Tahun Ke-2 : Jumadats Tsaniyah 1430 H : Juni 2009