Monday, October 8, 2007

Malam Seribu Bulan

Malam Qadar

Oleh Syeikh Muhammad Sholih Al-Utsaimin Rahimahullohu ‘anhu

1. Ibadah pada malam qadar menghapus dosa-dosa yang pernah dilakukan. Abu Hurairah radhiallohu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Barangsiapa yang beribadah pada malam qadar karena keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhary dan Muslim)

2. Orang yang tidak beruntung adalah yang mengabaikan keutamaan malam qadar. Anas bin Malik radhiallohu ‘anhu meriwayatkan, “Ketika bulan Ramadhan Rasululloh bersabda,

“Bulan ini telah datang kepadamu. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik ketimbang seribu bulan. Barangsiapa mengabaikannya, maka ia terabaikan dari segala kebaikan. Tidak ada yang mengabaikannya kecuali orang yang diabaikan.” (HR. Ibnu Majah)

3. Seseorang bisa mendapati malam qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Aisyah radhiallohu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Carilah malam qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari yang terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhary)

4. Ajaklah seluruh keluarga untuk beribadah lebih giat selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Aisyah radhillohu ‘anha meriwayatkan bahwa

Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, suatu hal yang tidak dilakukan pada hari-hari yang lain. (HR. Bukhary)

Dalam rawayat lain, Aisyah radhillohu ‘anha meriwayatkan bahwa apabila tiba sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam bangun malam untuk beribadah dan membangunkan seluruh anggota keluarganya. (HR. Bukhary dan Muslim)

5. Disunnahkan untuk berdo’a di malam qadar. Aisyah radhillohu ‘anha meriwayatkan, “saya bertanya kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam tentang doa apa yang mesti saya baca pada malam qadar ?, beliau shallallohu ‘alaihi wasallam menjawab,

“Ucapkanlah Allohumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anni (Ya Alloh, sungguhnya Engkau Maha Pengampun, menyukai pengampunan, maka ampunilah aku).” (HR. At-Tirmidzi)

Sumber : Fatawa fasting zakat and traweeh, Muhammad bin Sholih Al-utsaimin