Sunday, June 10, 2007

Tafsir: Surat Al-Kauthar

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (artinya),
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.[1] Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah.[2] Sesungguhnya orang-orang yang membeci kamu dialah yang terputus.[3]

Tafsir

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada nabi-Nya, Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan nikmat yang telah diberikan kepadanya:

1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sungai yang besar di surga yang dinamakan AL-KAUTSAR. Ia adalah telaga yang panjangnya perjalanan satu bulan dan lebarnya juga perjalanan satu bulan. Airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Bejanannya sbanyak dan semengkilap bintang-bintang di langit. Baunya lbih harum dari minyak kasturi. Siapa yang meminum seteguk darinya, maka dia tidak akan merasa haus selamanya. Dan sungai ini adalah bagian darinikmat yang banyak, yang diberikan Allah kepadanya.

2. Setelah menyebutkan nikmat-Nya yang diberikan kepada nabi-Nya, Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, Dia Subhanahu wa Ta’ala memerintahkannya untuk mensyukuri nikmat itu dengan menjadikan shalat dan sembelihannya hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak seperti orang-orang musyrik yang bersujud dan menyembelih (binatang) untuk selain Allah, seperti patung, para wali dan lain sebagainya.

Dua macam ibadah ini secara khusus disebut karena keduanya merupakan ibadah yang paling utama dan yang paling mulia. Shalat mengandung ketundukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, di hati dan di anggota badan. Sedangkan menyembelih adalah bentuk pendekatan diri kepada Allah dengan harta berharga ang dimiliki manusia, yaitu onta, sapi dan kambing. Padahal jiwa manusia itu secara kodrati amat mencintai harta.

3. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘wahai Muhammad, sesungguhnya orang yang membenci dan mencelamu itulah yang terputus dari semua kebaikan, terputus amal dan nama baiknya.

Sedangkan Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka dialah yang benar-benar sempurna, yang memiliki kesempurnaan yang mungkin dicapai oleh makhluk. Karena Allah telah mengangkat derajat dan namanya dan memperbanyak pengikutnya sampai hari Kiamat.

Ya Allah, ya Rabb kami, kami memohon kepada-Mu untuk dapat menyertai nabi-Mu di surga, dan meminum dari telaganya seteguk air yang menjadikan kami tidak akan merasa haus unutk selamanya.

(SUMBER: at-Tafsiir al-Yasiir karya Syaikh Yusuf bin Muhammad al-Owaid)