Sunday, May 11, 2008

Benarkah Mereka Ahli Kitab?

Pertanyaan

Al-Lajnatud-Da’imatu Lil Buhutsil Ilmiyah Wal Ifta ditanya : Orang-orang Nashara, penganut trinitas adalah musyrik. Sedangkan orang-orang Yahudi –pembunuh para nabi- adalah musuh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga musyrik karena perkataan mereka “kami adalah para kekasih Allah”, “tangan Allah dibelengu”, dan lain sebagainya. Kitab-kitab mereka -sebagaimana diketahui- telah diselewengkan. Tolong berikanlah jawaban yang jelas, serta hilangkanlah kebingungan orang-orang yang bimbang! Jazakumullah khairan jaza.

Jawaban

Yang dimaksud Ahlu Kitab adalah orang-orang Nashara dan Yahudi, meskipun mereka muysrik. Perbuatan syirik mereka ini sudah melekat pada mereka saat Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan tentang pengkultusan orang-orang Nashara terhadap Nabi Isa Alaihissalam, dan menganggapnya sebagai tuhan yang mereka sembah disamping menyembah Allah Azza wa Jalla.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : ‘Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam” [Lihat Al-Maidah : 17 dan 72]
Sebagaimana juga Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitahukan tentang Yahudi yang mengatakan Uzair itu anak Allah. Secara global, Allah Azza wa Jalla juga mengabarkan tentang Ahlul Kitab, bahwa mereka telah menjadikan para rahibnya sebagai sesembahan selain Allah Azza wa Jalla.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
“Orang-orang Yahudi berkata, ‘Uzair itu putera Allah’, dan orang-orang Nasrani berkata, ‘Al-Masih itu putera Allah’. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling” [At-Taubah : 30]
Dan firman-Nya
“Katakanlah : ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Ilah selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka : ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” [Ali-Imran : 64]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberitahukan aqidah trinitas mereka, dan Allah Azza wa Jalla melarang mereka darinya. Allah Azza wa Jalla berfirman.
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimatNya yang disampaikanNya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasulNya, dan janganlah kamu mengatakan : “(ilah itu) tiga”, Berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah, Ilah Yang Maha Esa” [An-Nisaa : 171]
Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan tindakan syirik dan kekufuran mereka saat wahyu ini turun, sedangkan Allah Azza wa Jalla tetap menyebut mereka sebagai Ahlul Kitab, bukan hanya pada satu tempat saja.
Wabillahit-taufiq, washallahu ‘ala Nabiyina Muhammad wa alihi wa shahbihi ajma’in.
[Fatawa Al-Lajnatud-Da’imatu Lil Buhutsil Ilmiyah Wal Ifta, 3/421-423]